Oleh: Abdullah Zaen, Lc., MA
Mungkin banyak di antara kita pernah lama meminta sesuatu kepada Allah, namun belum juga dikabulkan. Dalam menghadapi kondisi tersebut, setiap kita mungkin memiliki sikap berbeda-beda. Orang pertama pantang menyerah, tetap saja berdoa, sampai dikabulkan Allah atau dijahuluan dijemput ajal. Orang kedua memilih untuk putus asa, lalu tidak lagi berdoa. Dan orang-orang mulai ber su’uzhan kepada Allah. Ia berkata, “Kayaknya Allah sudah tidak peduli lagi dengan diriku!”.
Orang Kedua Kurang memahami luasnya rahmat dan karunia Allah. Sementara dalam kondisi apapun, orang yang bertanya itu tidak akan rugi. Entah doanya dikabulkan atau tidak.
Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam menjelaskan,
[font arab]
“ما من مسلم يدعو بدعوة ليس فيها إثم, ولا قطيعة رحم, إلا أعطاه الله بها إحدى ثلاث: إما أن تعجل له دعوته, وإما أن يدخرها له في الآخرة, وإما أن يصرف عنه من السوء مثلها” قالوا: “إذا نكثر”, قال : “اللهُ أَكْثَرُ” [/ font arab]
“Setiap muslim yang berdoa dan doanya tidak bermuatan dosa atau memutus silaturrahim; Pasti Allah akan karuniakan salah satu dari tiga hal.
- Akan segera dikabulkan doanya. Atau;
- Akan ditabung sebagai pahala di akhirat. Atau;
- Akan dihindarkan dari marabahaya yang sepadan dengan isi doanya.
Para sahabatpun berkomentar, “Jika demikian, kami akan perbanyak berdoa!”. Beliau menimpali, “Allah itu lebih banyak lagi (karunianya)”. SDM. Ahmad dari Abu Sa’id al-Khudry radhiyallahu’anhu dan menyetujui sahih oleh al-Albany .
Jadi, setiap doa yang benar-benar dipanjatkan oleh seorang mukmin pasti dikabulkan oleh Allah ta’ala. Sebab mendesak isi Janji-Nya. Tidak mungkin Dia ingkar janji. Dalam sebuah ayat al-Qur’an telah ditegaskan,
[font arab]
“وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ” [/ huruf arab]
Terkait: “Rabi kalian telah berfirman,“ Berdoalah kepada-Ku; niscaya akan Aku kabulkan ”. QS. Ghafir (40): 60.
Hanya saja, proses pengabulan doa masing-masing orang itu tidak sama.
Ada yang langsung dikabulkan permintaannya, mirip seperti isi doanya.
Ada yang dikabulkan permintaannya sesuai dengan apa yang ia minta, namun setelah waktu yang cukup lama. Karena suatu hikmah yang dikehendaki Allah ta’ala.
Ada yang dikabulkan doanya, namun sedikit berbeda dengan isi permintaannya. Sebab Allah mengetahui, bahwa apa yang diminta orang tersebut kurang baik untuk dirinya.
Ada pula yang belum dikabulkan doanya di dunia. Sampai ia meninggal, apa yang ia minta tidak juga dikabulkan Allah ta’ala. Namun ternyata Allah menjadikan doa-doanya itu sebagai pahala yang akan ia nikmati kelak di hari kiamat.
Jadi, orang yang berdoa, apa pun yang dialaminya, tidak akan pernah merugi. Jadi mengapa ada di antara kita yang masih bermalas-malasan untuk berdoa?
@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, Kamis, 17 Dzulhijjah 1436/1 Oktober 2015