Jumat, 24 Jan 2025
  • Selamat Datang di Official Website SMAIT NURUL IHSAN Boarding School Cilacap Berakreditasi B © 2023 All Rights Reserved.

Simbiosis Mutualisme Kebaikan

Di antara pelajaran SD yang masih sering kita ingat adalah istilah dalam pelajaran biologi; simbiosis mutualisme. Suatu istilah yang mencerminkan adanya hubungan yang saling menguntungkan antara hasil. Misalnya ‘persahabatan’ antara lebah dengan bunga. Di mana si lebah mendapatkan madu dari bunga. Saat menghisap madu tersebut, serbuk bunga melekat pada lebah. Jika lebah tersebut pindah bunga, serbuk bunga yang telah melekat pada lebah akan melekat pada bunga yang lain. Terjadilah penyerbukan oleh lebah.

Itu simbiosis mutualisme dalam urusan duniawi. Dalam Islam pun, banyak ibadah yang memiliki konsep saling menguntungkan antara subjek dengan objeknya. Berikut beberapa contohnya:

1. Antara orang tua dengan transisi.

Saat orang tua dibebani agama dengan mendidik anak, sebenarnya hal itu perlu untuk kepentingan si anak belaka. Namun orang tua juga akan mendulang keuntungan ganda, di dunia dan di akhirat. Di dunia ini ia akan menikmati bakti anak-anak. Sementara di akhirat kelak ia akan mendapatkan aliran pahala yang tak putus.

Rasulullah  shallallahu’alaihiwasallam  menerangkan,

“إذا مات الإنسان انقطع عنه عمله إلا من ثلاثة; إلا من صدقة جارية, أو علم ينتفع به, أو ولد صالح يدعو له ”.

“Jika manusia mati, terputuslah amalannya kecuali tiga. (1) Sedekah jariyah, (2) Ilmu yang bermanfaat dan (3)  Anak salih yang mendoakannya  ”. SDM. Muslim (no. 4199) dari Abu Hurairah.

2. Antara si kaya dan si miskin.

Sebagian kalangan mengira bahwa manakala Islam mewajibkan orang kaya untuk menunaikan zakatnya guna diberikan kepada fakir miskin, hal itu hanyalah-mata untuk kepentingan pihak yang menerima. Rasul shallallahu’alaihiwasallam menepis anggapan keliru tersebut dalam sabdanya,

“ابْغُونِي الضُّعَفَاءَ ؛ فَإِنَّمَا تُرْزَقُونَ وَتُنْصَرُونَ بِضُعَفَائِكُمْ”.

“Aku harus mencari dan menolong orang-orang yang lemah; sungguh kamu diberuniai rizki dan dapatkan kemenangan lantaran ada orang-orang lemah di antara kamu“. SDM. Abu Dawud (no. 2594) dari Abu Darda ‘, dan sanadnya menyetujui jayyid (baik) oleh an-Nawawy [1] .

3. Antara ustadz dengan jamaah pengajiannya.

Hubungan antara da’i dengan objek dakwahnya pun juga merupakan hubungan yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Masyarakat diuntungkan dengan mendapatkan ilmu yang akan membimbing mereka menuju jalan yang benar. Sementara sang mubaligh mendapat untung aliran pahala yang tak ada hentinya.

Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,

“مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ”.

“Barang siapa yang mendapatkan imbalan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukan”. SDM. Muslim (no. 4876) dari Abu Mas’ud al-Anshary.

Deskripsi di atas membantu kita untuk memberikan gambaran lengkap tentang agama kita, dan lebih berimbangnya ajaran yang ada di sini. Semua akan diuntungkan!

@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, Kamis, 2 Jumadal Awwal 1434/14 Maret 2013

Post Terkait

semangat
18 Sep 2020

semangat

PENGEN CEPAT MATI
28 Mei 2020

PENGEN CEPAT MATI

0 Komentar

KELUAR