Karakter dan perilaku orang beriman berbeda dengan orang yang tidak beriman. Alasan menerima yang akan Allah berikan kepada golongan kedua itu pun berbeda. Dalam sebuah ayat al-Qur’an diterangkan,
“ إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ. أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِين َ ”
Artinya: “Sungguh, bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga yang penuh kenikmatan di sisi Rabb mereka. Apakah orangutan kami memperlakukan orang-orang Islam itu seperti orang-orang jahat (orang kafir)? ” QS. Al-Qalam (68): 34-35.
Di antara ciri khas seorang mukmin yang tidak dimiliki orang kafir adalah: kepekaan dalam arti pesan dari Allah ta’ala. Cepat dan mudah memahaminya. Penyebab mereka memiliki hati yang hidup dan aktif. Berbeda dengan orang orang kafir yang sangat menyukai perdamaian. Allah berfirman,
“ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا “
Artinya: “Mereka memiliki hati, tetapi tidak digunakan untuk membantunya (ayat-ayat Allah)”. QS. Al-A’raf (7): 179.
Beragam Pesan Allah
Perlu diketahui bahwa pesan-pesan Allah itu ada yang tersurat dan ada pula yang tersirat. Ada yang tertulis dan ada juga yang terlihat. Ada yang terdiri dari ayat-ayat syar’iyyah (al-Qur’an dan hadits), ada pula yang terdiri dari ayat-ayat kauniyyah (alam semesta).
“إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأِب
Artinya : “Sesungguhnya di langit dan bumi, juga pergantian malam dan siang, menjadi ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran Allah ) untuk orang-orang yang berakal”. QS. Ali Imran (3): 190.
Pahamilah Pesan Allah!
Berbagai kejadian di alam semesta ini, dikeluarkan musibah dan bencana yang datang bertubi-tubi, adalah terjemahan dari Penguasa alam semesta ini. Kita sebagai hamba-Nya, harus tanggap dalam mencerna komitmen tersebut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan,
“(1) لم تظهر الفاحشة في قوم قط حتى يعلنوا بها , إلا فشا فيهم الطاعون والأوجاع التي لم تكن مضت في أسلافهم الذين مضوا . (2) وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ ، إِلَّا أُخِذُوا بِالسِّنِيََ وَشِدَّةِ الْمَؤوََََََُّْْْْْْْ (3) وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ ، إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنْ السَّمَاءِ ، وَلَوْْئَََِْْْْْْْ (4) ولم ينقضوا عهد الله وعهد رسوله, إلا سلط الله عليهم عدوا من غيرهم, فأخذوا بعض ما في أيديهم. (5) وما لم تحكم أئمتهم بكتاب الله ويتخيروا مما أنزل الله , إلا جعل الله بأسهم بينهم “.
“(1). Ketika tindakan zina dilakukan secara terang-terangan di suatu kaum, pasti akan merajalela di antara mereka penyakit tha’un (wabah penyakit menular) dan penyakit-penyakit yang sebelumnya tidak ada di zaman nenek moyang mereka.
(2) Bila mereka sulit mengurangi takaran dan timbangan, pasti mereka akan kalah dengan paceklik, sulitnya bahan makanan dan kezaliman penguasa.
(3) Jika mereka menolak mengeluarkan zakat, mereka pasti akan turun dari langit. Sekiranya bukan karena hewan ternak Mereka tidak akan diberi hujan.
(4) Jika mereka berhasil menjanjikan Allah dan Rasul-Nya, pasti Allah akan menjadikan musuh-musuh mereka. Yang menjadi milik mereka.
(5) Jika para pemimpin mereka tidak berhukum dengan Kitabullah dan tidak memilih apa yang diturunkan Allah, pasti Allah akan menimbulkan permusuhan di antara mereka. ” SDM. Ibn Majah dari Ibn Umar radhiyallahu ‘anhuma dan disetujui hasan oleh al-Albaniy.
Allah ta’ala juga mengingatkan,
“ ظهر الفساد في البر والبحر بما كسبت أيدي الناس ليذيقهم بعض الذي عملوا لعلهم يرجعون “
Artinya: “Telah Nampak Kerusakan di Daratan dan di Lautan Karena Tindak Manusia. Allah menghendaki agar mereka lebih dari. Agar mereka kembali (ke jalan yang benar) ”. QS. Ar-Rum (30): 41.
@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, Jum’at, 16 Jumadal Ula 1439 H / 2 Februari 2018